Kamis, 27 Mei 2010

Konsep Dasar Replikasi

Replikasi adalah suatu teknik untuk penyalinan dan pendistribusian data dan objek-objek database dari satu database ke database lain dan melaksanakan sinkronisasi antara database sehingga konsistensi data dapat terjamin.

Dengan menggunakan teknik replikasi ini, data dapat didistribusikan ke lokasi yang berbeda melalui koneksi jaringan lokal maupun internet. Replikasi juga memungkinkan untuk mendukung kinerja aplikasi, penyebaran data fisik sesuai dengan penggunaannya, seperti pemrosesan transaksi online dan DSS (Decision Support System) atau pemrosessan database terdistribusi melalui beberapa server. 

Keuntungan replikasi tergantung dari jenis replikasi tetapi pada umumnya replikasi mendukung ketersediaan data setiap waktu dan dimanapun diperlukan.

Adapun keuntungan lainnya adalah :
  1. Memungkinkan beberapa lokasi menyimpan data yang sama. Hal ini sangat berguna pada saat lokasi-lokasi tersebut membutuhkan data yang sama atau memerlukan server yang terpisah dalam pembuatan aplikasi laporan.
  2. Aplikasi transaksi online terpisah dari aplikasi pembacaan seperti proses analisis database secara online, data smarts atau data warehouse.
  3. Memungkinkan otonomi yang besar. Pengguna dapat bekerja dengan menyalin data pada saat tidak terkoneksi kemudian melakukan perubahan untuk dibuat database baru pada saat terkoneksi
  4. Data dapat ditampilkan seperti layaknya melihat data tersebut dengan menggunakan aplikasi berbasis Web
  5. Meningkatkan kinerja pembacaan
  6. Membawa data mendekati lokasi individu atau kelompok pengguna. Hal ini akan membantu mengurangi masalah karena modifikasi data dan pemrosesan query yang dilakukan oleh banyak pengguna karena data dapat didistribusikan melalui jaringan dan data dapat dibagi berdasarkan kebutuhan masing-masing unit atau pengguna.
  7. Penggunaan replikasi sebagai bagian dari strategi standby server.

Rabu, 19 Mei 2010

Mengaktifkan Mode Archivelog pada Oracle


Tujuan utama dari mode archivelog adalah untuk melindung database dari kegagalan instance dan kerusakan media disk melalui pengarsipan secara online dengan mengaktifkan proses pengarsipan ke dalam file redo log. Secara default, database oracle masih dalam mode Noarchivelog.

Berikut adalah langkah-langkah pengaktifan mode archivelog pada database oracle: 
Login sebagai SYSDBA.

  SQL> conn / as sysdba
  Connected.

Periksa status archive, kemudian shutdown instance.

  SQL> select log_mode from v$database;
  LOG_MODE
  ------------
  NOARCHIVELOG
  SQL> shutdown immediate
  Database closed.
  Database dismounted.
  ORACLE instance shut down.


Mount database untuk mengubah mode operasi menjadi archivelog dengan perintah alter database archivelog.

  SQL> startup mount
  ORACLE instance started.

  Total System Global Area  167772160 bytes
  Fixed Size                  1247900 bytes
  Variable Size              62915940 bytes
  Database Buffers          100663296 bytes
  Redo Buffers                2945024 bytes
  Database mounted.
  SQL> alter database archivelog;

  Database altered.

  SQL> alter database open;

  Database altered.


Lalu periksa lagi status archive.

  SQL> select log_mode from v$database;
  LOG_MODE
  ------------
  ARCHIVELOG


Rabu, 03 Maret 2010

Form Sederhana Menggunakan ExtJS

Melanjutkan tentang tutorial mengenai ExtJS saya yang pertama mengenai Progress Bar, sekarang saya akan memberikan tutorial sederhana bagaimana membuat Form di ExtJS.

Saya mendapatkan tutorial ini di http://www.extjs.com/learn/Tutorials, disana saya mengambil sub-bab mengenai cara pembuatan form dengan ExtJS.

Untuk penginstalan / konfigurasi ExtJS awal bisa lihat di postingan saya mengenai Progress Bar.

Langsung saja pada pembuatan form yang pertama, kita membuat form sederhana dengan Submit.

Seperti biasa, buat link-link ke library extjs seperti berikut di tag <head> dari file html kita, buat saja dengan nama form.html :

<script type="text/javascript" src="../extjs/adapter/ext/ext-base.js"></script>
<script type="text/javascript" src="../extjs/ext-all.js"></script>
<!—Memasukkan lokasi Javascript kita yang kita buat, sesuaikan dengan nama file kita :-->
<script type="text/javascript" src="form.js"></script>
<!—Memasukkan lokasi Ext StyleSheets : -->
<link rel="stylesheet" type="text/css" href="../extjs/resources/css/ext-all.css">

Kemudian di tag <body> buatlah tempat untuk me-render form dengan tag <div>,

<div id="mytraditionalform"></div>

mytraditionalform merupakan id dari tag <div> yang akan dipanggil dari file Javascript.

Berikutnya buatlah file Javascript dengan nama form.js, lalu ketikkan perintah berikut,


Ext.onReady(function(){
         var simple = new Ext.form.FormPanel({
          standardSubmit: true,
          frame:true,
          title: 'Register',
          width: 350,
                                              
        defaults: {width: 230},
        defaultType: 'textfield',
               items: [{
                fieldLabel: 'NPM',
                name: 'npm',
                allowBlank:false
                               },
                               {
                     fieldLabel: 'Nama',
                name: 'nama',
                allowBlank:false
                               },
                               {
                     fieldLabel: 'Kelas',
                name: 'kelas',
                allowBlank:false
                               },
                               {
                     fieldLabel: 'Alamat',
                name: 'alamat',
                allowBlank:false
                               },
                       {
                inputType: 'hidden',
                id: 'submitbutton',
                name: 'myhiddenbutton',
                value: 'hiddenvalue'
            }
        ],
        buttons: [{
            text: 'Submit',
            handler: function() {
               simple.getForm().getEl().dom.action = 'hasil.php';
                simple.getForm().getEl().dom.method = 'POST';
                simple.getForm().submit();
            }
        }]
    });
    simple.render('mytraditionalform');
});


Yang terakhir, kita buat file hasil.php untuk mendapatkan hasilnya.
                                        

<?php
$npm = $_POST["npm"];
$nama = $_POST["nama"];
$kelas = $_POST["kelas"];
$alamat = $_POST["alamat"];
echo "NPM kamu ".$npm."<br/>";
echo "Nama kamu ".$nama."<br/>";
echo "Kamu kelas ".$kelas."<br/>";
echo "Alamat kamu di ".$alamat."<br/>";
?>

Dan lihat outputnya.. Selamat Mencoba :) !!

Sabtu, 27 Februari 2010

Membuat Aplikasi Progress Bar di Framework ExtJS

Berhubung saya sedang melakukan riset mengenai AJAX dan penggunaan framework ExtJS di jTechnopreneurship gunadarma, tidak ada salahnya untuk memposting laoran saya ke dalam blog. Itung-itung bisa share ke orang yang lebih banyak lagi. Kali ini saya mencoba menggunakan framework ExtJS untuk pertama kalinya.





Apa itu ExtJS?

ExtJs merupakan sebuah framework Javascript yang dapat digunakan untuk pembuatan web interaktif dengan menggunakan metode Ajax, DHTML dan DOM.

ExtJs mengandung beragam widget yang dapat langsung digunakan di aplikasi web, seperti :
  • Text field
  • Data field
  • Numeric field
  • Listbox dan Combobox
  • Radio dan Checkbox
  • HTML Editor
  • Grid Control
  • Tree Control
  • Tab Panel
  • Toolbar
  • Menu Aplikasi Desktop

Download dokumen lengkap : progress-bar.pdf

Selasa, 23 Februari 2010

Penulisan Ilmiah tentang Dataguard di Oracle

Berhubung saya sudah masuk ke semester 6, sudah waktunya kita,sebagai mahasiswa gunadarma berhadapan dengan Penulisan Ilmiah. Saya sudah menyiapkan 5 buah judul atau lebih tepatnya 6 tetapi saya punya 1 judul yang menjadi judul andalan saya yaitu " Analisis Kecepatan Failover pada Pengaplikasian Dataguard dengan menggunakan Oracle 10g". Apa itu Dataguard? Mungkin dapat lebih jelasnya saya berikan ilustrasi gambar dibawah ini :


Pada ilustrasi diatas, Dataguard dimaksudkan agar bila suatu saat database utama yang sedang berjalan tiba-tiba error atau terjadi bencana yang mengakibatkan database tersebut mati (Unplanned Downtime), kita dapat mengakses database standby yang ada di komputer server lain (komputer tersebut bisa terdapat di ruangan yang sama ataupun bertempat di daerah antar provinsi sekalipun,asalkan ada jaringan yang menghubungkannya). Sangat diusahakan perbedaan database utama dan database standby memiliki perbedaan transaksi sedikit mungkin dan kalau perlu dengan downtime 0 detik. Dataguard bisa berfungsi juga bila suatu saat komputer yang berisi database utama ingin diupgrade atau bisa dibilang Planned Downtime. Misalnya komputer server ingin diupgrade RAMnya,sehingga mengharuskan komputer tersebut dimatikan, sedangkan database harus tetap aktif 24 jam. Oleh karena itu dibutuhkanlah database standby yang berguna sebagai database cadangan yang sementara digunakan selayaknya database utama.

Kira-kira begitulah konsep sederhana dari penggunaan Dataguard pada Oracle. Dan dengan beralasan bahwa ini biasanya diimplementasikan di bidang Enterprise, dan juga banyak perusahaan yang membutuhkan database yang selalu aktif 24 jam, khususnya perusahaan Telekomunikasi, saya berharap judul saya diterima sebagai bahan penulisan ilmiah saya pada semester ini. Amiiin...

Kabel Serat Optik (Optical Fiber Cables )

Ini bisa dibilang lanjutan dari postingan saya sebelumnya mengenai Serat Optik juga sekilas sejarahnya. Di postingan saya selanjutnya saya akan sedikit membahas tentang kabel serat optik itu sendiri. Sebuah kabel serat optik terdiri dari beberapa lapisan, yaitu :
1. Core. Diameter : 8µm.
2. Cladding. Diameter : 125µm.
3. Buffer. Diameter : 250µm.
4. Jacket. Diameter : 400µm.

Core merupakan serat optik yang terbungkus dalam 3 lapisan. Cladding biasanya dilapisi dengan "Tough Resin Buffer Layer" dan kemudian dikelilingi oleh jacket (Lapisan Jacket), yang biasanya terbuat dari plastik. Lapisan-lapisan ini menambah kekuatan pada serat namun tidak berkontribusi pada pemanduan gelombang optik. Lapisan-lapisan tersebut terkadang menyerap cahaya antar serat, agar dapat mencegah kebocoran cahaya yang keluar dari satu serat dan masuk ke serat lain. Hal ini akan mengurangi "Cross Talk" atau komunikasi antar serat.

Kabel modern biasanya menggunakan semacam pelindung, karena dirancang untuk berbagai aplikasi, seperti dikubur dalam parit, isolasi tegangan tinggi, sebagai saluran listrik, instalasi di saluran, penggunaan di tiang-tiang telepon, kapal selam dan penyisipan di jalan-jalan beraspal.

Kabel serat optik tradisional bisa sangat fleksibel, namun jika serat dibengkokkan dengan jari-jari kurang dari 30mm dapat menciptakan masalah ketika kabel tertekuk atau robek di sekitar sudut di sekitar "spool", membuat instalasi semakin sulit.

Bendable Fiber / Serat yang dapat dibengkokkan agar dapat memudahkan instalasi di lingkungan rumah telah distandarisasikan sebagai ITU-T G 657. Jenis serat ini dapat dibengkokkan dengan jari-jari serendah 7.5mm tanpa dampak negatif. Serat optic yang dapat dibengkokkan ini pun dapat lebih tahan terhadap "Fiber Hacking" dimana sinyal didalam serat diawasi diam-diam dengan menekuk serat dan mendeteksi kebocoran.

Fiber Optic Cable Telecom Anatolia diperkuat dengan benang aramid atau benang kaca sebagai penguat perantara kabel. Penggunaan benang kaca lebih efektif saat tidak ada kerugian dalam ketahanan mekanik kabel. Benang kaca pun dapat melindungi kabel inti dari tikus dan rayap.

Dapat kita ambil kesimpulan bahwa serat optik memiliki banyak keunggulan dibandingkan kabel tembaga konvensional saat ini. Kelebihan-kelebihan serat optik diantaranya :
1. Lebar jalur besar dan kemampuan dalam membawa banyak data.
2. Biaya pemasangan dan pengoperasian yang rendah
3. Kecil dan ringan
4. Imun / kebal terhadap gangguan elektromagnetik
5. Non penghantar
6. Tidak ada elektrik ataupun percikan api
7. Tidak berkarat

Referensi :  
http://en.wikipedia.org/wiki/Fiber_optic
http://id.wikipedia.org/wiki/Serat_optik

Fiber Optic / Serat Optik dan Sejarahnya

Fiber optic / serat optik adalah kaca atau plastik berbentuk serat-serat yang membawa cahaya di sepanjang jalurnya. Serat optik banyak digunakan dalam komunikasi yang memungkinkan pengiriman data melalui jarak yang lebih jauh dan dengan bandwidth yang lebih tinggi daripada bentuk komunikasi yang lain. Serat digunakan sebagai pengganti logam / kabel logam karena serat optik leih baik dalam mengirimkan sinyal dan juga tahan terhadap gangguang elektromagnetik.

Cahaya disimpan dibagian inti dari sebuah serat optik, dengan pantulan internal total (Total Internal Reflection). Untuk menggabungkan kabel serat optik lebih kompleks daripada menggabungkan kabel kawat atau kabel listrik. Ujung serat harus dibelah dengan hati-hati, kemudian disusun menjadi satu, baik secara mekanis ataupun menggabungkannya dengan menggunakan busur listrik(Electric Arc).

SEJARAH SERAT OPTIK

Pada tahun 1952, fisikawan Narinder Singh Kapany melakukan eksperimen yang mengarah pada penemuan serat optik. Serat optik modern, dimana serat kaca dilapisi cladding yang transparan untuk menciptakan indeks bias yang sesuai. Pengembangan lalu terfokus pada bundel serat optik untuk transmisi gambar.

Serat Optik semi fleksibel "Gastroscope" dipatenkan oleh Basil Hirschowitz, C. Wilbur Peters dan Lawrence E. Curtiss, para peneliti dari Universitas Michigan di tahun 1956.

Penggunaan serat optik untuk tujuan komunikasi dilakukan pertama kali di Eropa Barat di awal abad 20. Namun masih terbatas komunikasi jarak dekat.

Jun-ichi Nishizawa, ilmuwan asal Jepang dari Tohoku University juga mengusulkan penggunaan serat optik untuk komunikasi pada tahun 1963. Nishizawa juga menemukan "Graded-index Optical Fiber" sebagai saluran untuk transmisi cahaya dari laser semi konduktor.

Pada tahun 1965, Charles K. Kao dan George A Hockam dari perusahaan Inggris STC mengemukakan ide bahwa pelemahan pada serat optic dapat dikurangi hingga dibawah 20 desibel / km (dB/km), sehingga serat-serat dapat menjadi media komunikasi praktis.

Tahun 1970, Robert D. Maurer, Donald Keck, Peter C. Schultz dan Frank Zimar mendemonstrasikan serat dengan pelemahan hingga mencapai 17 db/km dengan menggunakan titanium. Selanjutnya mereka berhasil mencapai pelemahan 4 db/km dengan germanium oksida.

Serat optik pada tahun 1980-an sudah dapat digunakan untuk tujuan telekomunikasi dan internet

Tahun 1991, Serat optik mengarah pada pengembangan Serat Kristal Fotonik (Photonic Crystal Fiber) yang mengantarkan cahaya dengan menggunakan difraksi dari struktur periodik daripada pantulan internal total (Total Internal Reflection). Photonic Crystal Fiber dapat dirancang untuk membawa daya yang lebih tinggi daripada serat konvensional



Referensi : http://en.wikipedia.org/wiki/Fiber_optic

Jumat, 19 Februari 2010

AJAX (Asynchronous JavaScript and XML)

Ajax merupakan singkatan dari Asynchronous JavaScript and XML. Ajax bukanlah suatu bahasa pemrograman ataupun teknologi baru dalam programming web, namun lebih kepada metode atau konsep itu sendiri. Ajax biasanya mengandung beberapa bahasa pemrograman web yang sudah lazim digunakan dalam pembuatan web, antara lain HTML / DHTML, JavaScript, PHP, XML. Kita pun dapat mengoneksikannya dengan suatu DBMS. Semuanya itu kita dapat gunakan untuk membuat suatu web interaktif dengan Ajax.

Contoh sederhana dari penggunaan Ajax adalah ketika kita menggunakan facebook, bila kita update status di wall, tentu wall kita akan langsung bergeser ke bawah dan diatasnya tercantum status yang kita tulis. Nah, walaupun wall kita “terupdate”, namun tidak halnya dengan foto kita, ataupun iklan-iklan yang ada di sebelah kanan wall kita (Semoga analogi sederhana saya ini cukup membantu,hhe J ..). Bisa disimpulkan, halaman web / profil facebook kita yang terupdate adalah hanya bagian wall saja, karena hanya itulah yang kita perlukan atau kita butuhkan. Untuk apa me-refresh foto dll, padahal tidak ada perubahan sedikitpun pada bagian itu. Cara tersebut merupakan metode Asynchronous, karaterisktik dari Ajax itu sendiri.

Download Artikel Lengkap : AJAX_intro.doc